Penyakit OCD: Pengertian, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

29 April 2022

OCD (Obsessive Compulsive Disorder) adalah sebuah gangguan mental yang menyebabkan seseorang mengalami obsesi untuk melakukan sesuatu secara berulang-ulang (kompulsif). Orang dengan OCD mengalami kesulitan melepaskan diri dari pikiran obsesif atau menghentikan tindakannya yang bersifat kompulsif.

Penyakit OCD bukanlah seperti kebiasaan menggigit kuku, melainkan pikiran obsesif. Misalnya, seseorang dengan ketakutan obsesif akan dirampok mungkin merasa perlu memeriksa semua jendela dan pintu terkunci beberapa kali sebelum mereka bisa meninggalkan rumah mereka. Selain itu juga bisa berupa kebiasaan kompulsif seperti mencuci tangan berulang kali setelah menyentuh sesuatu yang mungkin kotor bagi penderita.

Perilaku ini membuat orang yang mengalami OCD bisa terganggu untuk melakukan aktivitas sehari-hari dan berinteraksi sosial. Karena itu, segera berkonsultasi kepada dokter spesialis kejiwaan apabila Anda atau keluarga terdekat merasa memiliki tanda-tanda OCD. Konsultasi online dengan mudah bisa Anda lakukan melalui aplikasi KlikDokter, download di sini.

Penyebab OCD

OCD bisa menyerang semua kalangan usia. Beberapa orang mulai mengalami gejala awal pada masa pubertas atau awal masa dewasa, sedangkan faktor penyebabnya belum diketahui secara pasti. Namun, beberapa faktor berikut bisa menjadi berperan sebagai penyebab OCD, di antaranya:

Faktor Genetik

Resiko mengalami OCD bisa terjadi ketika adanya keluarga lingkar pertama, seperti orangtua, saudara kandung, atau anak mengalami gangguan ini.

Faktor Fungsi Otak

Neuron atau sel saraf pada otak berkomunikasi melalui bahan kimia yang disebut neurotransmitter untuk menyampaikan pesan ke neuron lain. Melansir MyMed.com, para ilmuwan masa kini percaya bahwa OCD bisa dipicu karena adanya masalah di jalur otak pasien yang bertanggung jawab mengkomunikasikan perintah ke tubuh. Sinyal di antara neuron bisa hilang, sehingga neurotransmiter tidak memungkinkan mengirim pesan dengan tepat.

Faktor Kehidupan

Penderita OCD mungkin lebih sering terjadi pada orang yang pernah mengalami gangguan secara fisik, psikis, dilecehkan, dan terkadang dimulai setelah peristiwa penting yang terjadi dalam hidupnya, seperti kehilangan. Sehingga hal itu bisa menimbulkan trauma.

Gangguan Kesehatan Mental

Seseorang yang mengalami OCD mungkin juga memiliki masalah dalam kesehatan mental lainnya, seperti depresi, gangguan kecemasan, dan penyalahgunaan zat atau tic disorder.

Cara Mendapatkan Bantuan untuk OCD

Penyakit OCD

Ilustrasi konsultasi di layanana terapi psikologis

Orang dengan OCD seringkali enggan untuk mencari bantuan orang lain. Memiliki OCD tidak berarti seseorang yang menjadi gila dan bukanlah suatu kesalahan pribadi. Berikut cara utama untuk mendapatkan bantuan:

  • Rujuk diri Anda langsung ke layanan terapi psikologis di daerah Anda.
  • Anda bisa menemui dokter spesialis kejiwaan terlebih dahulu untuk pemeriksaan dini sehingga bisa melakukan rujukan ke layanan terapi psikologis setempat.
  • Apabila Anda memiliki kenalan teman atau keluarga yang mungkin menderita OCD, cobalah untuk membicarakan dengan mereka agar mereka bisa memberikan saran bagi penderita.

Perawatan OCD

Ada beberapa perawatan efektif untuk OCD, perawatan utama adalah:

Terapi Psikologis

Terapi perilaku kognitif bisa membantu penderita menghadapi ketakutan dan pikiran obsesif tanpa memperbaikinya melalui kompulsi.

Relaksasi

Melakukan yoga, meditasi, dan pijat bisa membantu mengatasi gejala OCD yang membuat stres.

Pengobatan

Biasanya sejenis obat antidepresan yang disebut Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRIs) bisa membantu dengan mengubah keseimbangan bahan kimia di otak penderita.

Psikoterapi

Perawatan psikoterapi mungkin akan efektif untuk mengurangi perilaku kompulsif seperti penggunaan Exprosure dan Response Prevention (EX/RP), subtipe dengan Cognitive Behavior Therapy (CBT)

Cara Mencegah OCD

Penyakit OCD ini tidak bisa dicegah. Diagnosis sejak dini dan terapi yang sesuai bisa mengurangi waktu yang pasien habiskan karena penyakit ini, bisa meningkatkan kualitas hidup penyandang OCD.

Cara Mengatasi Gejala OCD Sebelum Memburuk

Lantaran OCD bisa mengganggu aktivitas sehari-hari, ada beberapa cara untuk mengatasi gejalanya agar tidak semakin memburuk, di antaranya:

Mempelajari fakta-fakta OCD

Menyadari bahwa OCD adalah jenis gangguan mental yang terkait dengan kecemasan, hal ini merupakan langkah awal untuk memahami bagaimana cara mengatasinya. Gejala ini biasanya muncul di sekitar usia 19 tahun baik laki-laki atau perempuan.

Memahami kecemasan dalam diri sendiri

Kecemasan sering timbul dalam diri secara tiba-tiba, hal ini perlu diketahui di situasi apa yang membuat Anda merasa cemas. Pahami kecemasan yang membuat Anda merasa tidak berdaya untuk berhenti mencemaskannya. Lalu catat apakah masalah tersebut realistis atau tidak bisa dibantu. Sehingga Anda bisa mengidentifikasi pemicu kecemasan Anda.

Tantang penafsiran Anda mengenai situasi

Mulailah dari menanyakan pada diri sendiri mengenai ketakutan yang Anda alami, apakah ketakutan tersebut benar adanya atau apakah Anda keliru menganggap pemikiran tersebut sebagai sebuah kenyataan. Selanjutnya, pertimbangkan mengenai penafsiran anda, mengenai sisi negatif dari pola pikir tersebut.

Menerima bahwa OCD bisa mengganggu kehidupan

Menerima dan ikhlas bahwa Anda memiliki OCD adalah langkah baik untuk mengatasi sebuah kecemasan dalam diri Anda.

Menulis jurnal atau diary

Menuangkan pemikiran yang mengganggu dalam diri Anda dalam bentuk tulisan adalah hal baik untuk menyadari dan mengantisipasi apabila Anda mencoba untuk melakukan pikiran-pikiran tersebut dan mencoba untuk melawannya.

Mencoba untuk perlahan mengurangi perilaku kompulsif

Anda bisa memulainya dengan hal-hal kecil terlebih dahulu, lalu mulailah konsultasi dengan Psikologis untuk menemukan strategi self-help yang lebih baik.

Itulah rangkuman mengenai penyakit OCD mulai dari pengertian hingga cara mengatasinya. Apa pun yang terjadi kepada Anda yang dirasa membawa pengaruh buruk bagi aktivitas sehari-hari, hendaknya segera konsultasikan ke dokter spesialis kejiwaan untuk mendapat diagnosis dan penanganan yang tepat.

Bagikan MUHRID di Facebook Bagikan MUHRID di Google+