Apa Saja Standar Minyak Kelapa yang Berkualitas?
Kita patut bersyukur karena Indonesia masih terus memproduksi minyak kelapa dari petani sendiri. Tidak mengandalkan impor atau suntikan minyak dari negara lain secara berlebihan. Alhasil, kebutuhan akan minyak dalam bentuk kemasan yang berkualitas pun bisa tercukupi. Memangnya, apa saja sih standar minyak yang berkualitas itu?
Standar Minyak Kelapa yang Berkualitas
Standar Minyak Kelapa yang Berkualitas
1. Sudah Tersertifikasi Halal dari MUI dan Depkes
Sebagai lembaga resmi yang menaungi kebutuhan umat Islam, status halal dari MUI masih menjadi indikator apakah sebuah produk layak konsumsi atau tidak. Terutama untuk bahan makanan yang wajib dalam keadaan higienis seperti minyak. Sebab, akan digunakan untuk keseharian. Jadi, harus benar-benar terjamin kualitasnya.
Selain itu, izin produksi dari Depkes atau Departemen Kesehatan juga penting untuk diperhatikan. Sebab, banyak di luar sana yang tidak izin, akhirnya dibekukan. Meskipun bahan-bahan yang digunakan aman, statusnya tetap dipertanyakan karena belum mendapat izin resmi dari pemerintah. Biasanya sih kalau masih dalam taraf rumah tangga ada PIRT.
2. Bisa Dikonsumsi oleh Semua Kalangan
Minyak dari kelapa sawit sudah dikenal luas sebagai barang komoditas. Maksudnya, barang yang dihargai dari takaran per liter. Bukan per merek. Tapi, bukan berarti menutup kemungkinan untuk diambil diferensiasinya. Sebagaimana yang dijual oleh Lemonilo. Apa yang menyebabkan produk minyak Lemonilo berbeda, itu yang utama.
Selain itu, minyak berkualitas harus bisa dikonsumsi oleh semua kalangan. Baik untuk anak-anak, orang dewasa, atau bahkan untuk ibu yang lagi menyusui. Sama halnya dengan beras. Sebab, hampir semua orang suka dengan gorengan. Ya minimal cocok untuk kebutuhan orang-orang yang lagi diet. Jarang-jarang ada yang bisa begitu, kan?
3. Memiliki Kalori yang Rendah
Minyak kelapa yang berkalori tinggi bisa dikatakan sebagai musuh alami para pegiat diet. Mau kurus, eh tetap stagnan gara-gara kecenderungan mengonsumsi gorengan tak bisa ditahan-tahan. Padahal, kalori juga diperlukan untuk amunisi setiap hari agar bisa beraktivitas dengan lancar. Tanpa mengonsumsi kalori, kita akan kehilangan daya.
Sayangnya, hanya sedikit yang bisa memproduksi minyak berkalori rendah. Rata-rata diproduksi oleh UKM karena targetnya bukan menjadi barang komoditas. Sedangkan yang biasa turun ke desa-desa masih yang non-kemasan atau hanya dibungkus plastik kiloan. Jika ada pilihan, Anda suka yang hiegenis atau yang sekadar murah?
4. Dalam Keadaan Fresh atau Baru
Rata-rata minyak yang dijual di pasaran itu tidak kelihatan tanggal kedaluwarsanya. Sebab hanya dibungkus plastik yang alakadarnya. Kalau toh pakai kemasan, masih sebatas isi ulang. Padahal kebiasaan tersebut tidak baik untuk kesehatan kita. Bisa jadi penampung awalnya tidak dibersihkan dahulu.
Untuk itu, sebaiknya konsumsi ada standar produksinya. Sebab, minyak kemasan yang sudah tersertifikasi secara umum bahan-bahannya diambil langsung dari petani. Jadi selalu dalam kondisi fresh atau baru. Bukan sisa-sisa produksi yang tidak tahu apakah memenuhi standar kualitas kesehatan atau tidak.
5. Ramah Lingkungan
Selama ini, minyak yang sudah beberapa kali digunakan, Anda pakai sampai habis atau buang? Pasti dibuang, kan? Soalnya minyak yang sudah tak layak pakai memang rata-rata mengandung lemak jenuh. Bila dikonsumsi bisa menimbulkan banyak penyakit. Ironisnya, setelah dibuang, apakah mengganggu lingkungan atau tidak?
Sayang kalau minyak yang semula bermanfaat untuk menggoreng, akhirnya dibuang ke sungai. Sedangkan di sungai terdapat banyak ikan, keong, dan binatang penyeimbang ekosistem lain. Untuk itu, sebaiknya beli minyak yang aman dan sehat untuk lingkungan. Minimal mudah terurai dalam waktu singkat.
Besarnya manfaat minyak kelapa untuk memenuhi kebutuhan manusia sudah tentu bukan perkara sepele. Sebab jika soal minyak saja kita sepelekan, maka kita cenderung akan menyepelekan hal-hal lain yang bisa jadi lebih penting. Yuk, mulai sekarang konsumsi minyak yang sudah terjamin kualitasnya.
