Menilai Kepantasan Teja Paku Alam Kembali ke Timnas

30 September 2019

Pemusatan latihan (TC) Tim Nasional Indonesia belum dimulai, namun sudah banyak perubahan. Sebelumnya, pelatih Timnas Indonesia, Simon McMenemy mencoret Rizky Rizaldy Pora dan menggantikannya dengan Febri Haryadi. Kini, giliran Awan Setho yang dicoret dan digantikan oleh Teja Paku Alam.

Teja Paku Alam

Teja Paku Alam

Kepastian dicoretnya Awan Setho diutarakan oleh sang pelatih. Eks pelatih Bhayangkara FC ini menyebutkan bahwa sang pemain tengah mengalami dislokasi pada jari kelingking saat menjalani latihan dengan klubnya, Bhayangkara FC dan diganti oleh Teja Paku Alam.

Dilansir dari laman resmi PSSI, Awan Setho harus menepi selama empat hingga enam pekan dan itu membuat ia memanggil penjaga gawang pengganti. Sebagai gantinya, Simon McMenemy memutuskan untuk memanggil penjaga gawang Semen Padang FC, Teja Paku Alam.

“Awan mengalami cedera diskolasi pada jari kelingkingnya saat latihan pagi ini bersama klub. Dan dia akan memerlukan waktu selama 4-6 minggu untuk pemulihan cedera tersebut. Untuk itu kami memanggil Teja Paku Alam sebagai ganti Awan,” kata Simon.

Pemusatan latihan Timnas Indonesia sendiri menurut rencana akan dimulai pada 21 Agustus 2019 di Stadion Pakansari, Bogor. Sehari setelahnya, mereka baru memulai latihan perdana.

Pemusatan latihan ini sengaja digelar sebelum kualifikasi Piala Dunia 2022. Malaysia menjadi lawan pertama Timnas Indonesia untuk kualifikasi Piala Dunia 2022 pada 5 September mendatang. Lima hari setelahnya, Thailand menjadi lawan kedua Timnas Indonesia.

Layakkah Teja Paku Alam?

Dipanggilnya Teja Paku Alam memang cukup mengagetkan. Klub tempat ia bermain, Semen Padang FC tengah terpuruk di dasar klasemen.

Tidak hanya berada di dasar klasemen, Semen Padang FC juga baru sekali meraih kemenangan dari 12 pertandingan. Empat pertandingan Semen Padang berakhir dengan hasil imbang dan sisanya kalah.

Dari 12 pertandingan tersebut, Teja Paku Alam bermain di sebelas pertandingan. Yang terbaru, kala melawan PSIS Semarang, Semen Padang justru menang dan menjadi kemenangan pertama mereka musim ini.

Lalu, layakkah Teja Paku Alam dengan segala hasil minor yang diraih Semen Padang?

Terpuruknya Semen Padang FC bukanlah sepenuhnya salah Teja. Keberadaan Teja ibarat tembok yang menahan bola agar tak masuk lebih banyak ke gawang. Teja menahan segala gempuran lawan yang menjadikan gawang Semen Padang sebagai bulan-bulanan.

Dari statistik kebobolan, Semen Padang juga tak buruk-buruk banget ketika Teja Paku Alam bermain. Gawang Semen Padang kemasukan 18 gol. Hanya Persija Jakarta (13 gol) yang memiliki jumlah kemasukan lebih sedikit dari Semen Padang di lima tim terbawah Liga 1 2019. Catatan ini dipengaruhi oleh Persija Jakarta yang baru sembilan kali bermain.

Tiga tim yang lain, Barito Putera, Persela Lamongan, dan Badak Lampung FC, lini belakang mereka jeblok. Tiga tim ini kemasukan gol lebih dari 20 gol. Bahkan, jumlah kemasukan Semen Padang FC lebih sedikit dari Arema FC yang berada di peringkat keempat.

Selain itu, dari 11 pertandingan yang dijalani, Teja mencatatkan dua kali clean sheet. Bukan catatan terbanyak, namun catatan itu cukup untuk menyebut klub juru kunci ini memiliki Dewa Penyelamat dalam bentuk Teja Paku Alam.

Catatan menarik lainnya adalah Teja Paku Alam adalah penjaga gawang dengan jumlah penyelamatan terbanyak di Liga 1 2019, dengan 56 kali saves. Dengan berbagai catatan apik tersebut, Teja Paku Alam memang layak kembali ke Timnas Indonesia. Hmm, mungkin yang dilakukan selanjutnya adalah pindah ke klub yang lebih dari Semen Padang.

Bagikan MUHRID di Facebook Bagikan MUHRID di Google+